-->
HEADLINE
Loading...

SMAN1 Kotabaru Bikin Sasirangan

Telah Dibaca : 0 kali
GEMA, PULAULAUT - Banyaknya prestasi yang diraih oleh SMAN1 Kotabaru, baik pada tingkat kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional, tidak membuat sekolah ini besar kepala dan berhenti berkarya.  Selain itu ternyata siswa sekolah tersebut juga memiliki kreatifitas membuat kain sasirangan.

Kerajinan membuat kain sasirangan ini sudah mereka geluti sejak satu tahun terakhir, melalui mata pelajaran seni budaya. Kegiatan ini dilakukan oleh kelas IPA maupun IPS secara bergiliran setiap hari Sabtu.

Salah seorang guru seni budaya SMAN1 Pulaulaut Kotabaru Budi, menjelaskan, bahwa untuk pembuatan pola sasirangan dilakukan oleh siswa siswi kelas IPA, dengan peralatan diantaranya kertas karton, pensil, gunting, kain katun atau sutra bewarna putih, benang, jarum jahit dan yang lainnya.

"Warna untuk kain sasirangan ini sesuai keinginan, sebab untuk warna yang mencolok kain tersebut harus direndam ke dalam air yang mendidih sedangkan untuk warna yang kalem hanya dicelupkan ke dalam air yang dingin, baru di jemur" papar Budi.

Ditambahkan Budi, kain sasirangan memiliki bermacam motif dan melambangkan arti tertentu, misalnya motif gigi Haruan dan Gelombang. motif ini berdasarkan dari gigi ikan Haruan yang runcing dan tajam menjadi lambang ketajaman berpikir manusia.

Sedangkan motif Gelombang dijadikan tamsil, dan ibarat bagi kehidupan manusia kadang-kadang menemukan gelombang dalam menjalani kehidupan, sehingga menuntut adanya keuletan dan kesabaran dalam menjalani hidup.

Motif yang sering dipakai adalah Hiris Gagatas dengan makna bungas dan langkar. Dan dari 3 motif tersebut  sebenarnya masih ada 13 motif dengan arti yang sangat menarik, tegasnya.

Budi berharap, semua orang dapat menggunakan kain sasirangan sebagai seragam kerja maupun sekolah, bahkan juga dapat mempelajari proses pengolahannya. saat ini SMAN1 Kotabaru sudah menggunakan kain sasirangan sendiri untuk seragam sekolah mereka.

Sekedar diketahui SMA Negeri 1 Kotabaru berlokasi di jalan Berangas KM 4, dibangun diatas lahan sekitar dua Hektar. Dan dipimpin Kepsek Umar Dani, mempunyai 22 ruang kelas dengan jumlah pelajar 700 orang hingga saat ini, dengan tenaga pendidik 54 orang.









- Penulis : Siti Aisyah - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online
Share:

Si Jago Merah mengamuk di Pasar Kemakmuran

Telah Dibaca : 0 kali

GEMA, PULAULAUT - Warga Kotabaru kembali dibuat geger dengan amukan si jago merah di kawasan Pasar Kemakmuran Kotabaru, Minggu, (2/3/2014) pukul 21.50 wita. Dan empat ruko (Rumah toko) dilalap si jago merah bagian atap bangunan.

Namun tidak berselang waktu lama kobaran api bisa dikuasai petugas pemadam kebakaran di bantu warga setempat.

Walaupun sempat petugas pemadam kebakaran kesuliatan memasuki lokasi titik kobaran api karena dipenuhi oleh warga yang berjejal memenuhi lokasi, ada sebagian yang membantu tetapi lebih parahnya banyak warga yang hanya sebagai penonton.  

Info dilapangan data ruko (rumah toko) yang terbakar yaitu, toko Roni, tukang Hasan Basri, Andre motor, dan toko buah. Dan rata-rata milik mereka terbakar bagian atap dan plafon.

Penyebab kebakaran belum diketahui dan masih dalam penyelidikan pihak berwajib.










- Penulis : Fadjeriansyah - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online
Share:

Musim Buah, Volume Sampah Meningkat

Telah Dibaca : 0 kali
GEMA, PULAULAUT - Banyaknya hasil alam yang berlimpah di Kabupaten Kotabaru, salahsatunya buah-buahan seperti sekarang tidak disia siakan oleh PKL (Pedagang kaki lima), baik lokal maupun luar daerah untuk menggelar dagangannya. Namun hal ini justru membuat volume sampah meningkat, diberbagai tempat Kecamatan Pulaulaut utara.

Buah-buahan ini selain dari lokal juga di datangkan dari luar daerah seperti Sulawesi dan Makassar, diantaranya rambutan, cempedak dan durian.

Pedagang buah musiman ini menggelar dagangannya ditrotoar atau pun dipinggir jalan, dan perlu kita ketahui bahwa setiap musim buah tiba menyisakan sampah berserakan dimana mana, tentu kurang sedap dipandang mata bahkan aromanya yang menyengat.

Hal ini tentu membuat warga pejalan kaki merasa terganggu dan masyarakat sekitar tempat pembuangan sementara (TPS) mengeluh dengan aroma yang kurang sedap. 

Pada musim penghujan dan musim buah yang terjadi saat ini, sudah barang tentu menyebabkan terjadinya peningkatan volume sampah. Dan hal ini membuat petugas kebersihan harus bekerja ekstra, karena sampah menjadi lengket.

Peningkatan volume sampah ini didominasi oleh sampah kulit durian. Diharapkan dan dihimbau kepada masyarakat khususnya para pedagang untuk dapat bekerjasama dalam menjaga kebersihan setidaknya lingkungan tempat mereka berjualan.

Dengan demikian para pedagang ini secara tidak langsung turut berperan dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari  produksi sampah organik yang meningkat.










- Penulis : Mustika - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online
Share:

Arsip Blog

Follow Twetter Gema Saijaan Online
Follow Facebook Gema Saijaan Online
`
 
Tutup
Hosting Murah