-->
HEADLINE
Loading...

Indocement Latih Warga Olah Buah Mangrove

Telah Dibaca : 0 kali
GEMA, TARJUN - Para pengusaha kecil dan ibu rumah tangga dapatkan pelatihan cara pengolahan buah mangrove menjadi bahan pangan dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Plant Tarjun, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru.

Pelatihan dipusatkan di balai desa selama dua hari dan diikuti 50 peserta dari Desa Tarjun dan Desa Langadai. Sedangkan instruktur dari konsultan lingkungan Oase Shorea, Cilacap, Jawa Tengah.

Head CSR Indocement Pabrik Tarjun, Yanuar Arif Mengatakan ”Melalui pilar pendidikan dan pilar pembangunan ekonomi, perusahaan bertujuan meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan sekitar operasional perusahaan, terkhusus ekonomi yang terkait dengan usaha mikro atau usaha kecil termasuk kerajinan lokal".

”Diberikannya pelatihan ini agar nantinya masyarakat peduli terhadap lingkungan, turut serta dalam menjaga dan melestarikan sumberdaya alam disekitarnya sehingga dapat dimanfaatkan hasilnya secara berkelanjutan. Hingga dapat melahirkan usaha-usaha kecil untuk meningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” harap Arif.

Ia pun, mengungkapkan kegiatan ini merupakan realisasi dari lima pilar yang mendasari program bina lingkungan yaitu pilar pendidikan dan pilar ekonomi, sebagai bagian dari Program Corporate Social Responsibility (CSR) Produsen semen merk tiga roda tersebut.

Dan sebagai upaya untuk menciptakan unit-unit Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) di bidang kerajinan di daerah Tarjun, Langadai dan sekitarnya. 

Salahsatu instruktur, Anita Dwi Indaryani mengatakan ada beberapa materi yang disampaikan, namun yang utama untuk menjadi dasar mereka adalah kelestarian lingkungan, agar tidak terjadi pengambilan mangrove dalam skala besar yang dapat merusak lingkungan artinya kegiatan ini masih dalam batas wajar, bila perlu di awasi karena yang dimanfaatkan adalah hanya buah mangrove saja.

"Manfaat besar mangrove yaitu akarnya menahan gelombang tinggi, cegah erosi atau abrasi, minimalisir pencemaran udara, berkembang biaknya biota laut dan lainnya, sedangkan pemanfaatan buah mangrove dapat diolah menjadi bahan pangan,” jelas Anita.

Perlu diketahui ternyata Desa Tarjun dan Desa Langadai kaya akan sumberdaya alam terutama mangrove, dan ada berbagai jenis mangrove di daerah tersebut, yaitu, bakau bini (bruguiera gymnorrhyza), prapat (sonneratia caseolaris), api-api (avicennia marina), nipah (nypa fruticans) dan lainnya.

Masih kata Anita, buah mangrove dapat dijadikan tepung, keripik, kerupuk, sirup dan lainnya, sedangkan tingkat gizi juga baik, contoh bakau bini dengan berat 45 gr memiliki kandungan kadar air 73,756%, kadar lemak 1,246%, protein 1,128%, karbohidrat 23,52% dan kalori 371 kal/100gr dan beragam produk olahan dapat berbahan dasar buah mangrove”.

Di daerah lain telah berproduksi hingga memasarkannya di toko-toko, swalayan dan mall, bahkan sering ditampilkan atau dipromosikan di pameran-pameran produk UMKM, namun tetap harus ada yang melakukan pengawasan agar kelestarian mangrove dan lingkungan tetap terjaga, ungkapnya Anita.

Peserta dari RT.08 desa tarjun, Nur Hijah mengatakan, pelatihan ini cukup bagus dan mudah dipahami karena selain penyampaian teori juga adanya praktek dan dialog antara peserta dengan instrukturnya.

"Kepada perusahaan semen tiga roda agar pelatihan ini dapat dilaksanakan lagi agar ibu-ibu yang lainnya juga dapat mengikutinya,” ujar Nur.

Disampaikan peserta lainnya dari RT.02 Desa Langadai, Jannah juga mengatakan, pelatihan ini tidaklah sulit dilakukan karena lebih banyak pada kerjaan di dapur dan pas buat kami ibu-ibu dan modalnya tidak banyak bahkan bahan baku melimpah di desa kami.

"Kerajinan ini tidak mengharuskan kami bekerja pada orang lain namun kemandirian dengan pemasaran sendiri," ungkapnya.










- Penulis : Humas ITP Tarjun - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online
Share:

Baru 10 Persen Nelayan Terima BBM Bersubsidi

Telah Dibaca : 0 kali
GEMA, PULAULAUT - Baru 10 persen nelayan di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, menerima BBM bersubsidi berupa solar, ujar Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kotabaru H Talib.

"Kebutuhan BBM bersubsidi untuk nelayan di Kotabaru sebesar 23.000 kiloliter, atau 23.000.000 liter. Tetapi kenyataanya sampai saat ini kita baru mendapatkan 2.495 kiloliter, atau sekitar 2.495.000 liter solar," terang Talib, di Kotabaru, Senin.

Hal tersebut dikatakannya saat menerima nelayan yang berdemo di kantor Dinas Perikanan dan Keluatan Kotabaru terkait BBM bersubsidi.

Sehingga, lanjut Talib, masih kekurangan yang belum terpenuhi sekitar 21.000 kiloliter (KL), atau sekitar 21.000.000 liter.

Atas kekurangan tersebut, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kotabaru mengajukan usulan tambahan BBM bersubsidi kepada BP Migas, agar semua nelayan di Kotabaru dapat menikmati BBM bersubsidi.

Usulan kuota tambahan BBM bersubsidi tersebut juga disampaikan PT AKR selaku penyalur BBM bersubsidi di Kotabaru kepada SPBN.

Talib menerangkan, hingga saat ini jumlah kapal nelayan di Kotabaru sebanyak 5.204 unit kapal tangkap. Kapal-kapal nelayan tersebut memiliki kapasitas 5 gross tonnage (gt) sampai 30 gt.

Sementara itu, sekitar 100 orang nelayan melakukan unjuk rasa di Dinas Perikanan dan Kelautan di Kotabaru, terkait BBM bersubsidi.

Juru bicara nelayan Kamarudin, mengatakan, para nelayan mempertanyakan sejauh mana realisasi penyaluran BBM bersubsidi yang dikelola Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Samudera.

"Banyak nelayan mengeluh, karena saat hendak mengisi solar di Satsiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan (SPBN) di lokasi Pelelangan Pendaratan Ikan (PPI) Kotabaru sudah habis," kata mantan anggota DPRD Kotabaru.

Padahal, kata dia, menurut catatan nelayan Kotabaru mendapatkan jatah solar bersubsidi sekitar 2.495 kilo liter atau 2.495 juta liter.

Sementara itu, solar yang sudah didistribusikan ke nelayan melalui SPBN di PPI kurang dari jumlah tersebut, terang Kamarudin.

Nelayan meminta aparat penegak hukum dan Dinas Perikanan dan Kelautan untuk menindak tegas apabila ada oknum yang sengaja mengambil keuntungan dalam pendistribusian BBM bersubsidi.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kotabaru H Talib, menjelaskan, kuota BBM bersubsidi begai nelayan Kotabaru 2014 sebanyak 2.495 kiloliter, dan distribusi BBM bersubsidi hingga saat ini sudah 2.493 kiloliter, dan masih ada sisa sekitar 2 kiloliter.

"Menurutnya harus ada sisa di tangki timbun SPBN minimal 2 kiloliter, sehingga sisanya 2 kiloliter tidak bisa didistribusikan kepada nelayan," ujar Talib.

Ia mengakui, masih banyak nelayan yang hendak mengisi solar di SPBN PPI Kotabaru, tetapi tidak dapat dilayani, karena kuotanya sudah habis.

Atas permintaan tersebut, Talib menerangkan pihaknya sudah mengajukan tambahan BBM bersubsidi bagi nelayan di Kotabaru kepada Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), dan PT. Aneka Kimia Raya (AKR) Kotabaru sebagai penyalur BBM bersubsidi kepada SPBN Kotabaru.

Kepala Desa Rampa yang juga Manajer Koperasi Agus Supiani mengatakan, pendistribusian BBM bersubsidi sudah sesuai jumlah kuota yang diberikan kepada nelayan.

Karena belum puas mendapatkan jawaban Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kotabaru, juru bicara nelayan Usman D Pahero meminta nelayan melanjutkan demo di gedung DPRD Kotabaru.

"Kami ingin Dinas Perikanan dan Kelautan, pengelola SPBN KPN Samudera, dan PT AKR, hadir di gedung DPRD sekarang juga," pinta Usman.








- Penulis : Imam Hanafi - Sumber : Antara News
Share:

Arsip Blog

Follow Twetter Gema Saijaan Online
Follow Facebook Gema Saijaan Online
`
 
Tutup
Hosting Murah